Benarkah Harta Warisan Sukarno itu ada?
Telah lama
kisah harta ini melegenda, tidak saja di Indonesia melainkan di dunia.
Berikut penulis menyitir dokumen dan data dari Safari Ans, seorang
jurnalis investigatif.
Sejak awal Soekarno memang sudah mengklaim dirinya tidak punya apa-apa
apalagi harta milik pribadinya yang harus ia titipkan kepada
anak-anaknya. Ia adalah presiden termiskin di dunia hingga kini.
Berkenaan dengan Harta Amanah Soekarno (HAS) pun ia menulis dua lembar
surat wasiat tertanggal 12 Januari 1967 yang dikukuhkan oleh stempel
UBS. Itu berarti, surat wasiat ini dibuat tiga bulan sebelum Soekarno
mengakhiri kekuasaannya sebagai Presiden Republik Indonesia pada 12
Maret 1967.
Tandatangan Soekarno dalam dokumen tersebut menggunakan tinta berwarna
hijau yang menjadi ciri khasnya. Wasiat tersebut masih gunakan bahasa
Indonesia ejaan lama. Inilah isi surat wasiat tersebut.
“Bersama ini, Soekarno atas nama seluruh Rakyat (huruf ‘R’ besar -Red)
yang tercinta, dan atas nama Pemegang Harta yang Rakyat titipkan dan
percayakan kepadaku, karena mengingat kondisi dari kesehatanku dan
kondisi dalam tubuh Kabinetku sendiri, maka sangat perlu aku mengambil
jalan yang aku pikir sangat tepat untuk mengamankan nasib BANGSA dan
RAKYAT yang sebagian tidak tahu tentang harta yang aku tinggalkan di
Luar Negeri.
Hanya sebagian saja dari Orang-orangku yang tahu, namun aku juga masih
sangsi akan kesetiaan mereka terhadap Bangsa/Rakyat Indonesia.
Sering didalam kesendirian aku melamunkan dan membayangkan seandainya
SURAT WASIAT KEKAYAAN RAKYAT ini jatuh ke tangan orang yang tidak mau
tahu akan jerit tangis Rakyat yang sangat tertindas, bagaimana rasa
TANGGUNG JAWABKU di kemudian hari. Maka kepada siapa saja yang MEMBAWA
atau yang MENDAPAT ” SURAT WASIAT” ini, aku berharap mau (bersedia)
menghubungi pengacaraku Mr. X (maaf rahasia negara -Red) yang berada di
negara X (maaf rahasia negara -Red).
Sangat bahagia sekali kalau diantara Rakyatku mau dan sanggup memikirkan
nasib BANGSA YANG TERCINTA ini. Didalam kesempatan ini aku juga
berharap jangan sampai diantara ANAK dan ISTRIKU mengetahui ini semua.
Aku tinggalkan ini bukan buat (untuk) mereka, buat (untuk) KESEJAHTERAAN
RAKYAT BANYAK. Sekali lagi jangan mereka (Anak dan Istriku) mengetahui
hal ini. Selain itu, aku juga tinggalkan Surat-surat berharga dan SURAT
KUASA/ SURAT PELIMPAHAN yang sudah aku tanda tangani. Hanya
orang-orangku saja yang sudah aku tunjuk untuk mewakili kalau aku
benar-benar ada halangan atau meninggal dunia. Kiranya cukup SURAT
WASIAT ini aku buat guna memperlancar usaha mensejahterakan Rakyat,
kalau Tuhan tidak memberiku usia panjang, maka SURAT WASIAT ini bisa
buat siar yang menyatakan bahwa BANGSAKU INI ADALAH BANGSA YANG BESAR.
Dan “SURAT WASIAT” ini aku buat dalam dua bahasa, INGGRIS dan INDONESIA.
“SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA”
Jakarta, 12 Januari 1967
ATAS NAMA SELURUH RAKYAT INDONESIA, Presiden, Panglima Tertinggi Angakatan Perang Republik Indonesia
Ttd
Mr. Soekarno
|
Safari Ans, Penulis dan Jurnalis |
MR. SOEWARNO DAN BI RUPANYA SUDAH BERSENTUHAN SEJAK 2013
“SALAH BESAR JIKA KALANGAN PERS INDONESIA BERTANYA KEPADA ISTRI DAN ANAK
SOEKARNO TENTANG KEBENARAN HARTA AMANAH SOEKARNO SELAMA INI.”
safarians.net
Safari ANS penulis buku Harta Amanah Soekarno menuturkan fakta-fakta
terkait misteri keberadaan warisan Indonesia di luar negeri yang konon
adalah peninggalan raja-raja nusantara dalam perjanjian “The Green
Hilton Memorial Agreement”. Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan
metrotvnews.com, Mr ANS juga membuka rahasianya terkait pertemuannya
dengan Jokowi.
Pertanyaan Jokowi kepada Safari ketika bertemu lima hari sebelum
dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia ke-7, kini terjawab sudah.
Dugaan bahwa HAS dan HAD hanyalah hayalan sirna. Transaksi perbankan
yang melibatkan Mr. Soewarno dalam sistem perbankan pada Bank Indonesia
ternyata sudah dimulai sejak tahun 2013 atau tiga tahun silam.
Setelah Soekarno wafat, komunitas HAS dan HAD percaya bahwa peran Mr.
Soewarno menjadi penting. Banyak pihak mencarinya agar mendapat
kepercayaan untuk bekerjasama. Ada yang bilang, tokoh ini tinggal di
Eropa. Ada yang bilang tinggal di gunung. Macam-macam tafsiran. Anehnya
tidak ada satu orang pun mengenalnya dengan pasti seperti apa raut
wajahnya.
Malah ada yang bilang bahwa Mr. Soewarno adalah “suarno” sebagai
singkatan dari “suara soekarno”. Malah ada yang lebih ekstrim lagi
pemahamannya tentang Mr. Soewarno bahwa itu adalah Soekarno sendiri.
Soekarno dan Soewarno adalah sosok yang sama. Penulis telah menemui lima
orang yang mengaku Soewarno berdasarkan paspornya. Mereka rata-rata
sudah berusia sepuh dengan rambut memutih. Tetapi sulit menerka diantara
mereka itu mana Mr. Soewarno asli dan palsu.
Belakangan Mr. Soewarno sering dianggap sebagai M1 yang sesungguhnya. Ia
tidak saja bersahaja dalam dunia keuangan dan perbankan dunia, tetapi
juga menjadi kunci transaksi-transaksk besar seperti yang terjadi pada
Bank Indonesia tiga tahun lalu itu. Bisa saja transaksi 2013 itu sekedar
menjajal sistem perbankan Indonesia, sebab nilainya relatif kecil
dibandingkan aset HAS dan HAD yang begitu fantastis.
Sebab sering terjadi bahwa nama seseorang dalam sebuah dokumen bank di
UBS,HSBC, Citibank, Barslays, dan sebagainya bukanlah owner sebanarnya,
sehingga proses transaksi dokumen HAS dan HAD terhenti pada tahap
eksekusi pencairan (MT103 atau MT760). Inilah yang banyak membuat
bangkrut para sponsor.
Dugaan sementara atas kejadian demi kejadian semacam itu, maka Mr.
Soewarno lah yang menjadi owner sebenarnya. Artinya, atas persetujuan
Mr. Soewarno inilah dana HAS dan HAD yang banyak tersimpan di luar
negeri bisa ditransfer atau ditransaksikan dalam sistem perbankan.
Dalam surat Direktorat Peredaran Uang dan Transaksi Bank Indonesia
Andung Anitimihardja pada tanggal 6 Maret 2013 memberikan surat jaminan
bank senilai Rp 30 Milyar. Jaminan bank dari Bank Indonesia itu berlaku
11 Maret 2013 dan jatuh tempo 11 April 2013 (belaku sebulan). Status
transaksi ini merupakan pendaftaran awal dan pengamanan pertama.
Sedangkan Mr. Soewarno dalam transaksi ini berperan sebagai penjamin
(garantor).
Dalam surat itu disebutkan bahwa transaksi ini berkait dengan HSBC Saham
PLC, yang berlamat di 8 Canada Square, London E14 5HQ United Kingdom.
Mengikuti arah pembiayaannya, agaknya transaksi ini berancana untuk
pembelian saham Bank Mandiri. Namun belum diketemukan data seberapa
besar saham yang akan dibeli.
Transaksi ini rupanya merupakan kelanjutan swift type RTGS sebesar Rp
2,4 Milyar yang melibatkan Barclays Bank Branch Bank Indonesia yang
terjadi pada 28 Januari 2013 memiliki maturity date 04 Februari 2013.
Transaksi itu ditujukan kepada sebuah rekening di Bank Mandiri dengan
beneficiary Pemerintah Republik Indonesia dengan kode pos 80586.
Apakah transaksi ini akan berlanjut? Atau apakah transaksi ini sebagai
percobaan untuk menguji (test case) sistem perbankan Indonesia: apakah
bisa menerima transaksi dana HAS dan HAD atau tidak? Sebab seseorang
yang melakukan transaksi ini telah meninggal setahun kemudian.
Menyimak kejadian ini, sebaiknya Pemerintah Jokowi membentuk tim khusus
untuk menangani transaksi jenis khusus dana besar seperti HAS dan HAD
ini. Segera bentuk 3 UU baru bidang keuangan dan perbankan, yakni UU
Pengelolaan Aset Bangsa, UU Bullion Bank, UU Offshore Banking &
Financing. Atau bentuk Kementerian Pengelolaan Aset seperti yang diminta
kalangan Romo Sepuh belum lama ini.
Hanya Tuhan yang tau segalanya, dan kita tidak pernah tau apa rencana
Tuhan selanjutnya. Tetapi kita dapat mempredikasi. Bahwa persentuhan
awal HAS dan HAD ini merupakan pertanda baik, aset itu masih bisa
dipergunakan oleh Bangsa Indonesia untuk membangun negaranya seperti
jawaban saya ketika Pak Jokowi bertanya saat itu. Semoga.
Sumber : Historiana
Penulis :
Harta Sukarno
ayo bergabung dengan saya di (D(E(W-A)P)K)
ReplyDeletemenangkan uang jutaan rupiah dengan menguji keberuntungan kalian
hanya dengan minimal deposit 10.000
untuk info lebih jelas segera di add saja Whatshapp : +8558778142
ditunggu lohhh add nya... terima kasih waktu nya ^-^